SADAR atau tidak, tayangan kemesraan seperti ciuman bibir kerap dieksploitasi lewat televisi. Padahal, penikmat televisi meliputi pula anak-anak yang belum layak mengonsumsi tayangan tersebut.
Menengok aksi cium bibir Krisdayanti dan Raul Lemos pekan lalu, tentu saja menimbulkan keresahan di hati para orangtua. Lalu, apa saja dampak buruk yang mungkin terjadi pada anak-anak usai menyaksikan tayangan yang tidak sesuai dengan usianya? Psikolog Henny E Wirawan MHum Psi mengungkapkan, ada kemungkinan anak meniru adegan tersebut. Namun, mereka punya makna yang berbeda dengan apa yang dilihatnya.Ada kemungkinan mereka juga meniru perilaku tersebut, apalagi adegan yang diulang-ulang penayangannya. Tadinya mungkin tidak menarik perhatian, tetapi kalau berulang-ulang, akan menjadi perhatian mereka juga, dan ada kemungkinan mereka menirunya. Akan tetapi, bagi anak yang masih sangat kecil mungkin belum mengerti makna adegan tersebut, jadi kalau mereka meniru ya hanya sekadar meniru, tanpa maksud yang lain. Beda halnya dengan mereka yang sudah duduk di bangku sekolah dasar, apalagi yang sudah remaja,” jelasnya saat dihubungi okezone beberapa waktu lalu.
Jika buah hati Anda telah menyaksikan adegan tidak pantas, Henny mengatakan Anda tak perlu panik, cukup alihkan saluran televisi tanpa berkomentar agar buah hati tak semakin terpancing untuk melihatnya.
“Kalau tidak ada gelagat anak akan mengulangi adegan tersebut, orangtua sebaiknya tenang-tenang saja. Kalau orangtua menjadi panik atau berusaha membahas kasus tersebut berulang-ulang, anak justru menjadi tergoda untuk mencoba. Segera saja mengalihkan channel televisi, tanpa perlu mengomentari bahwa perilaku itu salah, kotor, atau dosa,” lanjutnya.
Namun jika anak Anda sudah duduk di bangku sekolah, diskusi adalah jalan keluar paling bijak. Ajak ia membahas topik mengenai sopan santun dalam mengungkapkan rasa sayang kepada pasangan.
“Diskusi sebaiknya dilakukan terhadap anak yang sudah lebih dewasa, terutama mengenai sopan santun menyatakan kemesraan. Untuk anak-anak yang masih sangat kecil, sebaiknya tidak reaktif, karena nanti menimbulkan kesan bahwa semua ciuman itu haram, kotor, atau dosa,” sambungnya.
Menjelaskan tayangan seperti apa yang layak tonton dan positif bagi anak-anak, staf pengajar Universitas Tarumanegara ini menjelaskan infotaiment ataupun sinetron sudah sepatutnya dihindari anak-anak.
“Sebaiknya anak-anak tidak menyaksikan infotainment atau film orang dewasa. Putarkan channel televisi yang khusus anak-anak atau DVD yang materinya sudah diperiksa dengan baik. Sinetron juga tidak disarankan, karena jika tayangan yang kurang sehat diputar berulang-ulang, akan menganggu proses belajar anak,” tandasnya.
Jika buah hati Anda telah menyaksikan adegan tidak pantas, Henny mengatakan Anda tak perlu panik, cukup alihkan saluran televisi tanpa berkomentar agar buah hati tak semakin terpancing untuk melihatnya.
“Kalau tidak ada gelagat anak akan mengulangi adegan tersebut, orangtua sebaiknya tenang-tenang saja. Kalau orangtua menjadi panik atau berusaha membahas kasus tersebut berulang-ulang, anak justru menjadi tergoda untuk mencoba. Segera saja mengalihkan channel televisi, tanpa perlu mengomentari bahwa perilaku itu salah, kotor, atau dosa,” lanjutnya.
Namun jika anak Anda sudah duduk di bangku sekolah, diskusi adalah jalan keluar paling bijak. Ajak ia membahas topik mengenai sopan santun dalam mengungkapkan rasa sayang kepada pasangan.
“Diskusi sebaiknya dilakukan terhadap anak yang sudah lebih dewasa, terutama mengenai sopan santun menyatakan kemesraan. Untuk anak-anak yang masih sangat kecil, sebaiknya tidak reaktif, karena nanti menimbulkan kesan bahwa semua ciuman itu haram, kotor, atau dosa,” sambungnya.
Menjelaskan tayangan seperti apa yang layak tonton dan positif bagi anak-anak, staf pengajar Universitas Tarumanegara ini menjelaskan infotaiment ataupun sinetron sudah sepatutnya dihindari anak-anak.
“Sebaiknya anak-anak tidak menyaksikan infotainment atau film orang dewasa. Putarkan channel televisi yang khusus anak-anak atau DVD yang materinya sudah diperiksa dengan baik. Sinetron juga tidak disarankan, karena jika tayangan yang kurang sehat diputar berulang-ulang, akan menganggu proses belajar anak,” tandasnya.
@,sumber,lifestyle.okezone
Tidak ada komentar:
Posting Komentar